Saturday, April 24, 2010

Dialog cinta sepasang sepatu




Kiri : Kanan, apakah kau ingat, kapan pertama kali kita saling jatuh cinta?
Kanan : Mungkin sejak pertama kali tukang sepatu membuat pola kita, sepasang sepatu merah yang serasi.
Kiri : Apakah kau yakin kita memang saling mencintai karena kita diciptakan sebagai pasangan?
Kanan : Kenapa tidak?
Kiri : Kenapa tidak??

Kiri : Lalu, kalau kamu memang mencintaiku, kenapa selama ini kau tak pernah bilang, “Kiri, aku cinta kamu”?
Kanan : Karena itu hanya kata-kata. Tak perlu diucapkan, yang penting kau tahu yang ada di hatiku untukmu.
Kiri : Jadi, apakah kau mencintaiku?
Kanan : Hmmm...
Kiri : Hmmm... Hmm?
Kanan : Hmmm...
Kiri   : Kenapa sulit sekali mengucapkan cinta?
Kanan : Kau sudah menanyakan ini ratusan kali, kenapa masih saja terus bertanya?
Kiri : Karena kau tak pernah menjawab dengan jelas.
Kanan : Jadi kau butuh kejelasan?
Kiri : Aku butuh diyakinkan. Sekali saja aku ingin mendengar kau mengatakan cinta padaku...
Kanan : Hanya dengan kata-kata?
Kiri : Hanya itu yang kubutuhkan.
Kanan : Jadi kau hanya butuh kata-kata?
Kiri : Aku butuh diakui.
Kanan : Kau sudah diakui.
Kiri : Diakui apa?
Kanan : Kau adalah pasanganku.
Kiri : Pasangan yang kau ..., apa?

Kanan : Repot sekali kau ini. Hal simpel seperti ini saja kau buat jadi masalah yang rumit. Yang penting kan kau tahu letakmu di hatiku.
Kiri : Kau yang membuatnya rumit. Apa susahnya menyatakan cinta kalau kau memang mencintai pasanganmu?
Kanan : Itu hanya kata-kata, kiri!
Kiri : Karena hanya kata-kata itulah, kenapa jadi begitu sulit?!
Kanan : Kau tak butuh kata-kata dari pasanganmu, kau butuh cintanya! Dan cinta bukan sekadar kata-kata... Kata-kata hanyalah sesuatu yang sangat bersifat permukaan saja.
Kiri : Kalau memang yang hanya bersifat permukaan itu bisa membahagiakanku, kenapa kau tidak memberikannya untuk membuatku bahagia? Bukankah itu sangat ringan?
Kanan : Jadi kau hanya butuh kata-kata...?
Kiri : Aku butuh diyakinkan... Walau hanya lewat kata-kata.
Kanan : Kau picik sekali.
Kiri : Aku memang picik. Jadi, coba sekali saja katakan padaku, “Kiri, aku mencintai kamu.”
Kanan : Aku tidak bisa. Karena bagiku itu hanya kata-kata. Sedangkan cintaku padamu jauh lebih dari sekadar kata-kata.
Kiri : Jadi kau tidak mencintaiku...
Kanan : Kiri, kau ini...
Kiri : Kalau kata-kataku barusan salah, ya perbaiki dong!
Kanan : Kamu yang harus memperbaiki cara berpikirmu!
Kiri : Jadi kamu memang tidak mencintaiku?
Kanan : Aduh!
Kiri : Kenapa aduh?
Kanan : Kamu salah!
Kiri : Apanya yang salah?
Kanan : Aku bukan tidak cinta kamu!
Kiri : Jadi kamu apa...?
Kanan : Aku sayang kamu.
Kiri : Sayang? Jadi cuma sayang...?
Kanan : Aduh...
Kiri : Kenapa aduh lagi? Jadi kamu tidak bisa mengucapkan cinta padaku karena kamu hanya sayang padaku?
Kanan : Bukan begitu.
Kiri : Lalu apa?
Kanan : Oke, aku cinta kamu! Puas?
Kiri : Puas. Terima kasih. That simple, isn’t it? Kenapa tidak dari dulu-dulu....

Kanan : Sungguh menguras tenaga....

Kiri : Itu sekadar ucapan, katamu. Kenapa begitu menguras tenaga...?

Kanan : Hhhh.... Apa lagi habis ini?

Kiri : Aku ingin kamu mengucapkan itu di depan teman-teman kita.

Kanan : Great...

* See the mars & venus miss-communication relationship here? Haha!



pengajaran : cinta tdk perlu diungkap dgn kata2..
: jgn terlalu ego hingga mencetuskan perbalahan..

2 comments:

Ruziawati Bukhari said...

betul tu.. cukupla selama ini dia menjaga kita.. itulah yang dinamakan cinta yang sebenarnya.. hubby t tak pernah menyebutkan kata cinta itu kpd t.. paham2 sendiri sajelah ty.. haha...

Ty_Sha said...

betul t....xsemestinya ungkapan 'cinta'..'sayang' tu mengambarkan rasa syg...kdg2 mulut berbicara demikian..tp...hati..??

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails

~Thank You For Visiting My Blog ~